Asal Mula Tari Lenso

Tari Lenso adalah tarian tradisional Maluku yang merupakan tarian penyambutan, yang tidak bisa dilepas pisahkan dengan Tarian Cakalele.



Menurut Referensi yang di dapat dari Komunitas Kalesang Maluku, tari lenso merupakan suatu tarian Sakral yang dimana tarian ini tercipta saat pasukan perang di masing-masing negeri/desa pulang dari sebuah peperangan, baik perang antar batas tanah (petuanan), perang untuk melindungi negeri maupun perang-perang Adat lainnya.

Penari lenso biasanya adalah para wanita yang saudara laki-laki/Suami/ayah dari para pemberani yang keluar berperang. Fungsinya adalah untuk menjemput mereka bila pulang dari berperang membersihkan tubuh yang berkeringat maupun tubuh yang kotor dari darah-darah musuh, dan khususnya membersihkan kesalahan atau Dosa yang mereka perbuat karna telah merengut nyawa orang lain.

Para penari lenso ini menurut referensi yang didapat, tidak beristirahat saat pasukan perang melangkahkan kakinya keluar untuk berperang, karna dari merekalah yang menjadi salah satu sumber kekuatan untuk pasukan perang tersebut. Bila dalam menari ada yang terjatuh maka sang penjaga negeri dapat menyimpulkan bahwa ada korban jiwa bahkan bisa saja mengalami kekalahan dari pasukan perang tersebut.




Tari lenso ini menurut referensi sangatlah sakral, karna kebanyak penari tari lenso biasanya menjadi penentu sebuah peperangan. Sehingga beberapa gerakan tari lenso ini ada arti dan makna tersendiri.

Arti dan makna tari lenso dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu 1. Menyambut kehadiran para pasukan perang yang telah pulang dari peperangan. 2. Ungkapan syukur bagi mereka yang bisa bertahan hidup sehingga negeri/desa yang ditempati masih memiliki harapan hidup. 3. Dukacita bagi keluarga yang saudara/suami/ayah yang tidak pulang dalam peperangan karna kematian.

Namun karna perkembangan jaman, dan bangsa Maluku telah menyatakan diri secara keseluruhan tunduk dibawah UU Negara Indonesia, dan juga kuatnya ajaran Agama yang dimana mengajarkan agar tidak saling membunuh, sehingga peperangan di Maluku mulai perlahan-lahan hilang dan diikat oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat. Perjanjian tersebut guna untuk menjaga perdamaian turun temurun. maka tarian lenso ini di gunakan untuk acara-acara seremonial, Acara Adat, maupun acara-acara yang dianggap penting untuk menyambut para tamu yang datang dan berkunjung.


By : Vigel Faubun, S.Pd

Pendiri Sekaligus ketua Komunitas Kalesang Maluku.

Referensi : Komunitas Kalesang Maluk.


#SaveMaluku

#BangsaAdatAlifuru

#KomunitasKalesang Maluku

#BetaKapitan

Komentar

Postingan Populer